Senin, 29 Desember 2014

Misteri di Balik #HEREhousehunter Season 2


Saya mengira bahwa angka 13 itu hanya sebatas mitos dan diucapkan dengan kata-kata belaka, tidak diterapkan di kehidupan sehari-hari. Ternyata perkiraan saya salah, angka 13 itu benar-benar dipercaya sebagai angka pembawa sial dan tidak digunakan dalam penomeran apapun.  Salah satunya pada penomeran rumah. Dan saya baru menetahuinya melalui HERE Maps.



Pada event ke-dua dari #HEREhousehunter yang diadakan oleh HERE Maps Indonesia sebagai lanjutan dari event pertama di bulan November 2014 kemarin, saya baru memperhatikan bahwa angka 13 tidak digunakan di beberapa penomeran rumah setelah mengumpulkan data nomer rumah pada perumahan-perumahan di Pulau Jawa terutama di kota-kota besar dengan dasar Site Plan yang diperoleh dari situr-situs perumahan di internet.





Dan yang menjadi pengalaman baru dari event ini adalah misteri dari angka 4 (empat), justru angka ini yang saya rasa lebih fenomenal dari pada angka 13. Mengapa ? ya, angka 4 ini sangat dihindari agar tidak digunakan dalam penomeran rumah, dan benar-benar tidak digunakan sebagai angka satuan, seperti pada angka 4, 14, 24, 34, 44, 54, dan seterusnya. Jadi, pada urutan penomeran rumah, setelah pemberian nomer rumah ke 3, maka nomer rumah langsung melompat ke angka 5, dan setelah penomeran ke 12, maka ada dua angka yang dilompati, yaitu 13 dan 14, jadi penomeran rumah dari 12 langsung ke 15, atau ada juga yang mengganti nomer rumah 13 dan 14 menjadi 12a dan 12b.




Dari rasa penasaran mengapa kedua angka ini dianggap sebagai angka sial, Saya mencari informasi mengenai kedua angka ini melalui sumber yang paling familiar, yaitu mbah Google. Setelah membuka beberapa situs yang mengulas tentang misteri kedua angka itu, saya lebih tertarik dengan situs www.jurukunci.net/2012/03/misteri-dan-mitos-dibalik-angka-4-13.html?m=1. Hal yang paling saya anggap masuk akal yang dijadikan dasar mengapa angka ini dianggap sial adalah Pemahaman yang dihasilkan oleh Pythagoras seorang seniman dan filsuf Yunani pada abad VI SM melalui ilmu numerology yang memiliki pandangan bahwa alam memiliki kaitan yang erat dengan prinsip matematika, dengan mengkonversikan setiap unsur alam menjadi angka sehingga usaha untuk memahami sifat alam semesta pun menjadi lebih mudah.
Angka 4 dijadikan angka sial dengan dasar keyakinan dari orang China dan Jepang. Menurut tradisi tionghoa dan ramalan fengshui, angka empat yang pengucapannya (se) juga mempunyai arti lain yaitu mati atau sial. Sedangkan angka 13 menjadi angka yang dianggap sial berasal dari Kaum Yahudi di Marseilles, Prancis Selatan. Kaum ini gemar mengutak-atik angka (numerologi) sehingga disebut kaum Geometrian. Menurut kaum ini, angka 13 merupakan angka suci yang mempunyai daya magis dan religious.
Takhayul dan Mitos sebenarnya berasal dari ajaran kuno yang bernama Kabbalah, yang merupakan sebuah ajaran mistis kuno, dan Bangsa Yahudi sejak dahulu sudah memelihara ajaran Kabbalah secara ketat. Sehingga kaum Maeseilles telah membukukan ajaran ini yang sebelumnya hanya diturunkan secara lisan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman angka 4 dan 13 sebagai angka sial merupakan pemahaman yang dipercaya dan diyakini oleh bangsa Yahudi. Masalah percaya atau tidaknya akan kesialan pada angka 4 dan 13 tergantung bagaimana pandangan masing-msing terhadap hal ini.

Selasa, 04 November 2014

CERITA LUCU DI BALIK FLASH MOB CHALLENGE HERE HOUSE HUNTER


       Setelah berakhirmya Badges Challenge dari HERE Maps Indonesia, pihak HERE Team tidak hanya diam saja melihat masih membaranya semangat dari para Map Maker, sehingga Pihak HERE mengadakan FLASH MOB CHALLENGE sejak bulan September 2014 Kemarin. Flash Mob Challenge pertama yang sudah berakhir di akhir Bulan September kemarin bertema City Invasion.


       di Challenge yang pertama, proses pengerjaannya bisa dibilang benar-benar sportif. Karena kita benar-benar dituntut harus memasukkan data secara detail ke http://mapcreator.here.com/mapcreator/ beserta bukti yang tersurat di exel sheet sesuai format yang sudah ditentukan oleh HERE Team.

       Setelah diluncurkanya Challenge ke dua yang bertema HERE House Hunter yaitu mengumpulkan data nomer rumah dengan memberi nama jalan yang ada di lingkungan nomer rumah itu. Memang kelihatan sangat mudah begitu membaca rule dari Challenge ini. yang muncul di benak kita pertama kali adalah penomeran rumah yang pasti berurutan di suatu jalan, sehingga tidak perlu susah-susah untuk meng-entri data nomer rumah ke http://mapcreator.here.com/mapcreator/

       

       Ternyata setelah turun ke Lapangan langsung saat memperoleh data, banyak kita temukan hal-hal yang kita rasa menjadi hal yang menyulitkan dalam mengumpulkan data nomer rumah. Yang pertama, kita harus berhadapan dengan pemilik rumah yang pasti menaruh rasa curiga melihat gelagat dan gerak-gerik kita yang memandang rumah satu-persatu, terlebih harus mengambil foto nomer rumah yang tidak semua rumah memasang nomer di depan rumahnya. Banyak rumah yang memasang nomer di tembok ruang tamu, terlebih lagi yang memiliki halaman rumah yang cukup luas. Benar-benar harus menyiapkan mental dan jawaban bila mendapatkan beberapa pertanyaan atas apa yang kita lakukan.
       Yang kedua, dari pengalaman pribadi saya sendiri, kita harus waspada atas sistem pengamanan dari rumah yang kita data. Yang paling sederhana adalah anjing penjaga, terlebih lagi anjing penjaga yang tidak diikat atau tidak dikurung, kita harus mempersiapkan tenaga dan kuda-kuda untuk segera berlari mencari perlindungan dan tempat yang aman. Dan hal ini saya temui di hari ke dua.
       

       dan yang Ketiga, banyak kita temukan penomeran rumah yang masih tidak teratur dan berantakan. setelah saya teliti, ternyata banyak rumah baru dibangun di tengah-tengah rumah yang sudah memiliki nomer berurutan, sehingga pihak yang berwenang menomeri rumah itu secara tidak berurutan. ada juga Rumah yang awalnya hanya terdiri dari 1 Rumah, namun sekarang sudah dipecah menjadi 2 Rumah. Selebihnya saya tidak mengetahui penyebab lain mengapa rumah-rumah itu tidak memiliki nomer yang beraturan, apakah itu kelalaian dari pemilik rumah atau kelalaian dari pihak yang berwenang mengurus dan menangani penomeran rumah.

       Dan yang terakhir, mungkin ini hal yang berbeda-beda kita temukan di masing-masing lokasi tempat berburu nomer rumah. hal yang saya temukan dan bisa saya bilang sebagai hal yang lucu, karena selalu menjadi canda tawa dengan pemilik rumah atau sekumpulan orang-orang di komplek perumahan. Ini yang saya temukan di hari ke-4 dan ke-5, begitu saya melewati sekumpulan orang yang sedang duduk-duduk di depan rumah, berhubung rumah itu memiliki suatu hal yang membuat saya tertarik untuk mendekatinya dan langsung menodongkan kamera, yaitu pelang nomer rumah. Setelah saya ditanya sedang apa, dan saya menjawab dengan perrtanyaan mereka dengan jawaban bahwa saya sedang mengumpulkan data nomer rumah untuk dimasukkan ke peta, dan pasti mereka menyambung pembicaraan dengan kalimat "Kita kira dari tim JOKOWI (Presiden Indonesia terpilih periode 2014-2019) mau kasi duit!"


       Hari ini sudah berlangsung selama 5 Hari, tetapi sudah banyak cerita-cerita seru yang saya temukan dan saya hadapi. namun semua itu saya jadikan sebagai motivasi dan saya jadikan sebagai hal-hal menarik agar proses dari HERE HOUSE HUNTER ini tidak berjalan monoton dan selalu ada hal menarik yang kita temukan setiap hari.

so, have you maped today ?
map_master 2014

Minggu, 28 September 2014

Tidak Ada yang Sempurna

Semua orang pasti memiliki kekurangan di dalam dirinya, karena memang manusia ditakdirkan untuk menjadi makhluk yang tidak satupun di antaranya menjadi sempurna pada segala hal. Itulah yang membuat kita bisa berinteraksi antar sesama untuk dapat saling mengisi atas kekurangan tersebut.
       Namun lain halnya dengan menonjolkan kekurangan itu menjadi suatu perilaku yang dapat merugikan sesama yang akhirnya akan berbalik kepada diri kita sendiri. Terkadang bahkan seringkali bahwa kita bertindak yang tidak baik, baik yang kita lakukan secara sengaja maupun tidak sengaja, namun memiliki pengaruh yang sama yang akhirnya menimbulkan kerugian. Tidak luput pula diri saya sendiri yang sangat memiliki banyak kekurangan yang seringkali saya tunjukkan melalui perilaku sehingga orang lain bahkan orang terdekat pun menerima imbasnya.
       Berulang kali terjadi bahkan sering mendapat teguran dan timbal balik atas perilaku negatif apa yang kita lakukan, pasti akan terjadi. Karena itulah sifat bawaan kita yang terbentuk sejak dahulu atas dasar apa yang kita terima dan serap di waktu itu yang membentuk karakter kita di masa setelahnya. Dan mau tidak mau, hasil akhir dari perilaku negatif yang berulang kali dilakukan pasti sangatlah fatal, paling tidak orang lain bahkan orang terdekat pasti secara perlahan dan pasti akan menghindar dan membuat batasan kepada kita.
       Saya sendiri pun sangat menyadari akan hal itu, dan sampai sekarang pun masih tetap melakukan hal itu. Entah karena diri saya ini yang memiliki kekurangan akan hal ini dalam arti kekurangan yang tetap saya lakukan secara berulang, padahal saya tahu mana yang salah dan mana yang benar, bahkan secara sadar membuat tulisan ini. Padahal tindakan untuk berubah menjadi yang lebih baik dan mulai belajar perlahan-lahan untuk menghindari dan menghilangkan sifat buruk itu sudah sejak lama dilakukan, tetapi kenapa sampai sekarang masih saya terulang. Tidak ada alasan apapun yang dapat mentoleransi atas sifat buruk yang kita lakukan, apapun itu sudah menjadi kodrat bahwa itu merupakan sifat yang buruk.
       Satu-satunya jalan atau cara untuk menghilangkan hal itu adalah dengan cara merenung, menyadari atas sifat buruk yang kita miliki itu adalah salah dan tidak baik terlebih sangat tidak memiliki manfaat, yang sudah pasti memberi dampak buruk bagi diri kita sendiri. Lalu setelah sadar akan hal itu, maka hanya diri kita sendiri yang tahu, apa yang harus kita lakukan untuk menahan diri dalam situasi dan kondisi apapun untuk tidak melakukannya lagi, dengan mengingat akan apa yang akan kita terima dari hal itu.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Berani di Depan merupakan Awal dari Kesuksesan

     

  Paling tidak, apa yang saya tulis bukan karena hanya semata-mata membaca dari sumber lain atau hanya mengetahui melalui visual saja, tetapi paling tidak apa yang pernah ataupun saat itu sedang saya rasakan. Salah satunya yaitu tulisan kali ini, saya mendapat inspirasi saat menjadi pemimpin barisan Bagian Kerja saya di Lingkup Sekretariat Daerah.
       Sangat sulit untuk memunculkan keberanian untuk menjadi barisan terdepan, terlebih menjadi pimpinan barisannya yang harus menambah jumlah keberanian untuk memberikan laporan kekuatan pasukan.
       Singkatnya, untuk menjadi barisan terdepan terlebih menjadi pimpinan pasukan, harus memiliki suatu dorongan, baik berupa keberanian yang muncul secara alami maupun keberanian yang muncul saat mendapatkan paksaan atas situasi yang ada.



       Di situlah letak sulitnya untuk memulai kesuksesan. Mengawalinya dengan niat, dan melaksanakan niat itu dengan keberanian. Namun setelah berani memulainya, rasa takut akan di depan ataupun rasa takut yang lainnya akan pudar dengan sendirinya. Muncul suatu keberanian untuk siap menerima tanggung jawab beserta resikonya dan akan tercipta suatu kebiasaan, di mana kebiasaan itu akan membawa kita untuk terus berada di depan yang dapat menjadi suatu peluang besar untuk mendapat keberhasilan yang lebih besar lagi.




       Hanya bisa dirasakan bagi yang memiliki keberanian untuk maju, selama berada di depan dan mau terus mencapai keberhasilan atas peluang yang tercipta, sementara yang lainnya masih terbelenggu akan ketakutan dan merasa nyaman berada di belakang, akan tercipta jarak yang semakin jauh untuk meninggal mereka dan memperkecil peluang persaingan dengan yang lainnya.

Minggu, 17 Agustus 2014

Tujuh Belasan 2014



Akhirnya saya diberi kesempatan juga turut serta pada perayaan HUT Ke-69 Republik Indonesia. Ya walaupun masih sekelas lingkup Instansi pemerintah, tepatnya di Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Timur. Dan hebohnya tanpa persiapan dan dadakan.
Mau ditutup-tutupi, nanti tulisan ini jadi kurang WOW..!!! jadi mau tidak mau saya harus bocorkan sedikit aib mengenai kinerja saya sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil di instansi tersebut. H-3 dari HUT RI itu, saya sudah pasang ancang-ancang untuk berusaha menghindari setiap gerak-gerik yang sekiranya merupakan aktifitas penunjukan sebagai salah satu peserta atau yang lebih tepatnya lagi sebagai pemeran atas setiap aktifitas yang berhubungan dengan perayaan HUT ke-69 RI. Beberapa teman seperjuangan saya sudah mendapatkan perannya, ada yang ikut gerak jalan, ada yang menjadi Pengantin di parade Pawai Alegoris, da nada juga yang menjadi petugas upacara di Kantor. Dan sampai saat itu saya masih bisa mengucapkan Alhamdulillah karena harapan masih dikabulkan agar tidak terlibat sebagai petugas apapun.
Yang parahnya lagi, H-1 saya sampai tidak masuk kantor karena saya berasumsi kalau saya masuk di hari itu, pasti akan kena tunjuk sebagai salah satu petugas, entah di Pawai atau di Petugas Upacara. Dan benar saja, jam masih menunjukkan pukul 08.00 WITA, sudah ada 3 panggilan tak terjawab dari Atasan di kantor. Akhirnya mau tidak mau saya menelpon balik dan memberikan alasan yang paling masuk akal mengapa saya tidak masuk di hari itu. Waktu mendekati siang, salah satu Protokol di Kantor juga menelpon, dan saya berhasil menahan niat untuk mengangkat telponnya, karena pasti telepon itu memberi kabar bahwa saya ditunjuk sebagai salah satu petugas.



Terbebas dari peserta Pawai Alegoris, sorenya pun saya bisa menikmati Pawai itu sambil menontonnya ditemani dengan Pacar. Tapi begitu barisan Kantor yang lewat, sontak langsung bersembunyi di balik penonton lainnya.



Malam hari itu, muncul rasa bersalah dan menyesal karena sudah berbuat yang tidak baik. Berniat ingin memperbaiki kesalahan, akhirnya saya berniat untuk hadir sebagai peserta upacara HUT ke-69 RI di Kantor (Setda Kab.Lotim). masalah pakaian yang digunakan nanti saja disiapkan selesai sholat subuh.
Nah di sinilah letak serunya. Alarm Handphone yang berbunyi pukul 05.00 WITA pun gagal menembus gendang telinga, sehingga dapat menahan getaran ke saraf sehingga usaha bangun di pagi hari pun gagal. Waktu berlalu 2 jam dan tepatnya pukul 07.00, pengaruh hipnotis selimut, bantal, kasur dan tman-teman lainnya pun mulai pudar. Tepat pada waktu itu, Telepon masuk pun bordering, muncul tulisan di HP yang bertuliskan nama dari Kasubag Protokol di Kantor. Setengah sadar sambil menggeser dan men-“TAP” layar HP, saya jawablah panggilan itu. Isi dari pembicaraan itu yang langsung membuat saya sadar 100% dan memberikan tenaga full power untuk segera bergegas mempersiapkan diri dalam waktu 5 menit untuk berseragam Korpri lengkap dengan Peci dan sepatu.

Rasa menyesal muncul, mengapa tidak mengangkat miscall dari Atasan (Asisten 1) dan Protokol di hari kemarin. Ternyata kedua panggilan tak terjawab itu berhubungan antara yang satu dengan yang lain, bahwa Upacara HUT RI di kantor yang berperan sebagai Inspektur Upacara adalah atasan saya sendiri, dan otomatis yang bertugas sebagai ajudan inspektur upacara adalah saya sendiri. masih ada saja untungnya, karena tiba di kantor tepat pada waktunya, dalam arti tidak terlambat. Berbekal mental bertanya sebentar bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan sebagai ajudan Irup, serta paling tidak pernah menyaksikan langsung jalannya upacara sebelumnya, sehingga Alhamdulillah tugas yang saya pegang berjalan lancar.



Selasa, 01 Juli 2014

serunya HERE Community Indonesia Appreciation Event

       Sebulan yang lalu tepatnya pada tanggal 7 Juni 2014, satu lagi moment yang sangat berharga saya alami yang menjadi suatu pengalaman yang luar biasa atas apa yang telah saya lakukan dan apa yang saya raih dari hal itu. Sebuah event nasional di mana event tersebut, saya menjadi icon karena memiliki prestasi terbaik berdasarkan pertimbangan dari penyelenggara.


       Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya :

       Setelah berjalan selama 3 Periode sejak Februari 2014 kemarin, pihak HERE (penyelenggara) mengadakan acara HERE Community Indonesia Appreciation Event, di mana acara ini merupakan acara Gathering pertama dari Komunitas tersebut yang merupakan acara berkumpul dari seluruh Map Creator yang mengkonfirmasi kehadiran yang dibatasi 60 undangan, seluruh HERE team, serta dibuka juga untuk umum.
       
       Sangat ingin menghadiri acara tersebut, namun sayang karena berlokasi di Jakarta, pastilah berat di ongkos. Informasi acara tersebut diketahui setelah the leader of HERE Team, Alam Primanda memposting di HERE Expert Community Indonesia pada 10 Mei 2014 di saat periode ke-4 sedang berjalan.


       Singkat cerita, pada tanggal 15 Mei 2014, di kotak email live.com saya masuklah email dari HERE, bahwa email itu berisikan pemberitahuan bahwa saya terpilih sebagai salah satu dari lima Superuser HERE Map Creator. Sedikit penjelasan mengenai Superuser, merupakan 5 orang communities member di dalam HERE Map Creator yang tidak saja dihitung dari jumlah kontribusi besar, namun juga memberikan  kontribusi lain berupa best practices, expertise, sharing knowledge, serta banyak memberikan input positif. Email itu sekaligus memberi kabar gembira bahwa Superuser memiliki jalur VIP untuk menghadiri berbagai macam event yang diadakan HERE, termasuk HERE Community Indonesia Appreciation Event, termasuk semua akomodasi Pergi dan Kembai, mulai dari transport dari Rumah ke Bandara, Tiket Pesawat + Airport Tax, Hotel, serta semua pengeluaran konsumsi selama 2 Hari (6 & 7 Juni 2014).

       Kabar yang sangat menggembirakan, selain bisa hadir di acara itu, seluruh biaya juga ditanggung. dan langsung saja saya mengkonfirmasi accept email dari HERE itu. kelima superuser ini terdiri dari Saya Sendiri, Wayan dari Lampung, Nor dari Jogja, Fauzi dari Jogja, dan Sanggi dari Garut. Untuk saya pribadi, mungkin alasan terpilih sebagai superuser karena sudah 2 Periode ini berada di peringkat pertama sebagai Kontributor tertinggi atas KM, POi, dan Nomer Rumah.




      Karena acara itu berlangsung tanggal 7 Juni 2014, maka saya berangkat sehari sebelumnya sekitar pukul 18.50 WITA, namun karena gangguan teknis pihak maskapai penerbangan, sehingga harus menunda keberangkatan sekitar 1,5 Jam. Perjalanan dari Lombok - Jakarta ditempuh selama 2 Jam, sehingga sampai di Bandara Soeta sekitar pukul 21.30 WIB. beberapa hari sebelumnya, saya memang sudah janjian dengan Wayan karena waktu tiba di bandara bersamaan, sehingga dari Bandara menuju ke Sofyan Hotel Betawi kami tempuh bersama-sama menggunakan taksi.

       

       Sampai di Hotel, setelah melakukan check in, saya tidak lagsung istirahat walaupun sangat lelah di perjalanan. Tetapi keinginan untuk bertemu dengan Superuser lainnya. Dan tak lama setelah meletakkan barang bawaan di kamar, Wayan dan Nor memencet bel kamar, dan mereka mengajak untuk memanggil Superuser lainnya. Tetapi Fauzi dan Sanggi tidak merespon karena sudah terlebih dahulu istirahat. Dan hanya kami bertiga yang mengobrol sampai pukul 00.30 WIB di kamar saya. 


       Keesokan harinya, setelah sarapan kami langsung bergegas menuju Lokasi acara yang bertempat di POSTE Kitchen n' Bar di Gedung The East, di mana di depan hotel sudah menunggu Travel yang akan membawa kita ke Lokasi. Jaraknya tidak terlalu jauh dan tidak melewati jalur macet, sehingga hanya 15 menit kami sampai di Lokasi.


        Setiba kami di Lokasi, setelah melakukan registrasi di Loby depan, kami diberikan tas yang berisikan merchandise keren. ada 2 Kaos, Hoodie, Mouse Wireless, dan selembar artikel HERE. dan juga tidak lupa memakai name tag. Acaranya sangat seru, dikemas secara santai namun tetap terlihat sopan. Mulai dari penyampaian sambutan dan beberapa ulasan mengenai HERE dari penyelenggara secara bergantian, slide show profil dari masing-masing superuser, sampai pada acara door prize dengan melakukan scaning barcode yang ada di dalam name tag yang diakhiri dengan memberian penghargaan kepada Superuser dan beberapa pihak pendukung dari Program ini seperti Blog Windows Phone Indonesia idwinphone.com dan akun twitter Nokia Indonesia @nokianesia. 




       Di akhir acara sebelum kami bertolak menuju Bandara, kami diberikan kesempatan untuk mencoba Mobil canggih milik HERE Maps yang digunakan untuk me-record data-data Map secara akurat dengan segala kecanggihan alatnya. Merupakan pengalaman yang sangat Luar biasa.


       Terakhir, kami diinterview oleh HERE mengenai segala hal mengenai HERE Maps Creator yang kami sampaikan secara bebas yang nantinya akan digunakan sebagai bahan artikel mengenai program ini yang akan dimuat di 360.com


       2 hari yang sangat singkat saya rasakan, namun menjadi waktu yang sangat cukup untuk membentuk suatu keluarga baru. Saya merasakan lebih dari sekedar berteman dengan mereka, namun sudah merasa sebagai saudara. Sehingga berat rasanya untuk mengakhiri pertemuan yang singkat ini. Sore itu setelah berjalan-jalan sebentar berlima, kami mengantar Sanggi menuju travel yang akan digunakan untuk pulang menuju Garut. Tak lama setelah itu kami mengantar Fauzi menuju Bandara Halim, yang selanjutnya kami mengantar Nor menuju ke rumah kerabatnya di Jakarta karena Nor akan kembali ke Jogja besok. dan tersisalah saya dan Wayan yang bersamaan menuju ke Bandara Soeta karena waktu Boarding kami bersamaan, dengan diantar oleh travel yang disiapkan oleh HERE.


Modifikasi Body Kit Honda Grand Civic EF

       Mau bagi sedikit pengalaman nih buat para pembaca yang kebetulan lagi browsing tentang body kit, apalagi untuk mobil kelahiran tahun 90'an. Kebetulan saya punya Honda Grand Civic tahun 1990 yang sebelumnya memang catnya sudah mulai pudar dan beberapa sudut lecet, sedikit penyok, pecah, bahkan keropos. Jadi karena niat di cat, sekalian aja dibuatkan body kit yang symple namun tetap memberikan kesan modifikasi.

Sebelum di cat

       Nah itu dia penampakan sebelum di cat, modifikasi seadanya. itulah kelebihan cat warna silver, cat pudar, lecet dan kerusakan kecil lainnya tidak terlalu nampak bila dilihat dari kejauhan. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mulai mengecat Mobil adalah mencari informasi mengenai Bengkel cat terbaik dan juga mengenai biayanya. Setelah survey, saya mengantongi tiga bengkel cat terpercaya dengan biaya masing-masing. Namun pilihan jatuh kepada bengkel cat terahir walaupun dari segi biaya, bengkel ini memang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan bengkel lainnya. dan jaraknya pun tidak jauh dari rumah, sekitar 50 meter dari rumah dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. 
       
       Bengkel ini tempatnya tidak begitu permanen, hanya memanfaatkan garasi kosong milik orang lain yang disewa, dan juga memanfaatkan halaman rumah tukang cat tersebut. Saya kurang tahu nama asli dari tukang cat ini, tapi dia familiar dengan panggilan Ramos. Letaknya persis sebelah kiri jalan setelah Jembatan yang membatasi Rakam dengan Batu Beleq bila melalui jalur dari arah Selong ke Sakra. Dari beberapa sumber terpercaya, memang di tempat itulah kualitas cat yang terbaik.

       Sedikit pengalaman sebelumnya, pada awalnya saya pun melakukan browsing mencari informasi dari internet mengenai body kit. singkat cerita, ide yang muncul tertuju pada tulisan mengenai pembuatan body kit berbahan fiber glass. setelah mengetahui cara pembuatannya, nekatlah saya untuk membuat body kit sendiri menggunakan fiber glass.


       Mumpung Mobilnya Bapak sama dengan Mobil saya, jadi saya memanfaatkannya untuk membuat cetakan dasar bumper depan. Mulai dengan membuat cetakan dasar dari tanah liat (lempung) yang saya dapatkan dari sentra kerajinan di sekitar tempat tinggal. Setelah menemukan bentuk yang sesuai keinginan, barulah melakukan pembuatan bumper fiber glassnya.


       Setelah 3 hari, barulah bumper tersebut selesai dikerjakan. Dan hasilnya lumayan, tinggal dirapikan menggunakan grinda, amplas dan dempul. setelah mengetahui bagaimana rasanya membuat sendiri, saya menyimpulkan cukuplah sekali dan tidak melakukannya lagi, selain biayanya lumayan besar, tenaga serta efek samping dari serpihan serat-serat itu cukup membuat gatal badan selama 3 hari.

       Barulah saya membawa mobil ke bengkel cat dan hari itu juga langsung diterima sambil menyampaikan arahan-arahan harus diapakan mobil ini. Mulai dari warna pilihan, pemasangan body kit buatan sendiri, sampai penambahan body kit samping dan belakang yang saya tunjukkan menggunakan foto. Ternyata setelah diperhatikan, bumper buatan saya itu terlalu berat, terlebih akan dilapisi dempul, pasti akan lebih berat lagi. sehingga mau tidak mau harus membuat ulang menggunakan plat besi yang saya serahkan kepada tukang cat.


       Yang harus disyukuri adalah tidak ada kerusakan yang begitu parah di bagian body, sehingga pengerjaannya tidak memakan waktu lama, sehingga bisa fokus pada pembuatan body kit saja. dan setelah 5 minggu pengerjaan barulah terlihat hasilnya.







Senin, 07 April 2014

Menunggu



Menunggu, adalah salah satu pekerjaan yang paling menyebalkan. Banyak hal yang menyebabkan kita harus terpaksa melakukannya, baik itu karena tuntutan kerja, tuntutan situasi dan kondisi, bahkan terpaksa menunggu karena menginginkan sesuatu. Menunggu juga merupakan salah satu ujian untuk mengukur nilai kesabaran seseorang.
Alasan yang paling memaksa untuk menunggu adalah karena tuntutan pekerjaan. Biasanya yang paling sering mengalaminya itu seorang bawahan. Bisa juga dialami oleh sesama rekan kerja, ataupun atasan yang menunggu bawahan. Hanya saja yang paling membuat kita terpaksa apabila kita menjadi seorang bawahan.
Menunggu karena suatu situasi dan kondisi bisa dialami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti menunggu hujan reda agar bisa melanjutkan perjalanan, menunggu Ferry menyandar sampai di pelabuhan, dan masih banyak hal yang kita bisa jumpai di kehidupan sehari-hari yang menjadi alasan mengapa kita harus menunggu.
Yang paling menyebalkan adalah menunggu karena menginginkan sesuatu. Terjadi kegalauan dalam menunggu yang ini, antara kesal karena menunggu lama, dan perasaan senang karena akan mendapatkan sesuatu yang paling kita inginkan. Tak perlu dijelaskan, pasti mampu mencari contoh di kehidupan sehari-hari. Menunggu untuk alasan ini bisa menimbulkan kesan akan menyia-nyiakan waktu bahkan umur karena menunggu. Selalu menghantui pikiran akan mendapatkan hal yang paling ditunggu-tunggu, karena alasan yang satu ini memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dua alasan sebelumnya.



Baik, satu contoh saja seperti apa yang paling update yang sedang saya alami, dan bahkan hal ini yang menjadikan alasan mengapa sampai timbul ide untuk menjadikannya sebagai sebuah artikel. Untuk sekarang ini memang saya sedang menunggu suatu kiriman, kiriman berupa sebuah merchandise dari hasil mengikuti lomba yang diadakan oleh salah satu perusahaan aplikasi Peta Digital berbasis GPS dari Vendor Operasi Sistem Telepon Selular. Hal yang membuat mengapa sampai rela untuk menunggu berhari-hari karena dipercaya sebagai juara utama dari event itu. Memang sudah jelas berapa lama proses pengiriman barangnya itu, tapi justru karena itu yang membuat semakin dilemma untuk menunggunya. Ditambah lagi informasi keterlambatan pengiriman Merchandise tersebut.

Namun pada dasarnya, kata kerja “TUNGGU” dan mendapatkan imbuhan awalan kata “ME-“ sehingga menjadikan sebuah kata “MENUNGGU” itu diciptakan sebagai bentuk dan petunjuk bahwa semua hal yang akan kita dapatkan sebagaimana kepercayaan dari Sang Pencipta untuk menitipkan rejeki itu akan diberikan pada waktu yang paling tepat sehingga manfaat dari pemberian tersebut dapat digunakan secara maksimal serta menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan diluar dari apa yang kita pikirkan.

Senin, 31 Maret 2014

Bebas Berekspresi ???



Setiap manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya dalam bentuk apapun. Emosi serta apa yang telah, sedang, dan yang akan dihadapi sangatlah mempengaruhi wujud ekspresi seseorang. Namun, bahasa dari kata bebas itu sendiri sebenarnya tidaklah semata-mata bebas murni, namun banyak aturan yang menjadi batasan atas pengekspresian diri tersebut.
Yang paling sederhana adalah aturan yang timbul dari diri kita sendiri. Aturan atas apa yang akan kita ekspresikan berdasarkan emosi yang telah, sedang, dan yang akan kita alami. Diri kita telah dianugrahi berupa akal pikiran, yang mampu memikirkan terlebih dahulu atas apa yang akan kita lakukan. Apakah yang akan kita lakukan itu baik bagi diri sendiri ataupun di mata orang lain, ataukah bernilai buruk dan dapat merugikan diri sendiri ataupun kepada orang lain.
Di zaman sekarang ini sedang ramai diperincangkan mengenai istilah Lebay dan Alay di kalangan anak muda. Dan tak sedikit juga dari kalangan orang tua pun tidak asing bagi kehidupannya. Entah dilakukan secara sengaja atau dianggap biasa dan lumrah bila melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang berlebihan (Lebay) dan Alay. Alay sendiri memiliki banyak arti, namun yang paling tertangkap pada pemahaman diri saya adalah orang yang berekspresi di luar batas kewajaran, baik melalui pebuatan ataupun perkataan yang menimbulkan kesan terlalu dibuat-buat dengan tujuan ingin mendapatkan perhatian dan komentar dari orang lain.



Contoh dari hal kecil, yang menjadi dasar atas tulisan ini yaitu seseorang yang memiliki suatu profesi di mana di mata masyarakat dituntut untuk menunjukkan kewibawaan, ketegasan, kesigapan, yang akan menimbulkan rasa aman kepada masyarakat, keseganan dan rasa hormat. Bukan dari semua golongannya yang seperti itu, namun hanyalah beberapa oknum. Namun disitulah letak bahanyanya, ibarat pernyataan yang menyatakan bahwa satu makan nangka semua kena getah, segelintir oknum tersebut yang akan menimbulkan kesan yang sama bagi golongannya di mata masyarakat.
Seperti yang diuraikan di beberapa paragraph awal, kita dikaruniai akal fikiran untuk memilah-milah perilaku yang akan kita perbuat. Harus dimulai dari kesadaran bahwa dirinya itu memiliki profesi yang selalu dipandang oleh masyarakat, dia harus menunjukkan sikap yang tegas, berwibawa, dan taat sehingga timbul rasa segan dan hormat kepadanya. Namun oknum yang disebutkan tadi malah mengekspresikan dirinya diluar dari yang seharusnya dilakukan. Aturan yang membatasi kebebasannya itu adalah aturan bahwa dia sedang menyandang status atas profesi yang sedang dia miliki. Pikirannya harus memberikan kesadaran kepada dirinya bahwa dia tidak harus berperilaku diluar dari yang seharusnya.
Aturan serta hukuman atas pelanggaran peraturan itu memang tidaklah mengikat dan kasat mata, tidak dirasakan secara langsung dan tidak memberikan dampak yang begitu nyata bagi dirinya sendiri. bahwa, aturan itu ada pada dirinya sendiri dan hukuman pelanggaran itu pula menuntut dirinya untuk lebih peka dan merasakan respon dari orang-orang disekitarnya. Apabila tidak mampu menimbulkan rasa peka atas respon dari orang lain tersebut, maka tidak ada masalah bagi dirinya sendiri, namun hukuman tersebut berupa respon dan kesay dan yang negative dari orang lain, respon serta kesan yang memandang bahwa profesi tersebut ternyata Lebay dan Alay.




Sebenarnya seperti yang sebelumnya dikatakan bahwa kita bebas untuk mengkspresikan diri, entah itu melalui perbuatan ataupun perkataan. Namun ada banyak batasan-batasan yang harus diperhatikan, mulai dari hal kecil seperti batasan moral sampai pada hal terbesarnya berupa batasan yang memiliki hukuman tindak pidana.

Talk Less Do More



Jiwa dan karakter pada setiap orang pasti berbeda-beda. Terlebih kepada respon dan tanggapan terhadap suatu hal. Suatu hal yang dimaksud seperti sesuatu hal yang baik bersangkutan atau pun tidak kepada dirinya sendiri, yang dianggap menarik dan menjadi topic di masa itu. Bukan menyombongkan diri sebagai orang yang paling sempurna, tetapi hanya ingin menyatakan pendapat pribadi mengenai hal tersebut.
Tidak ada salahnya memberikan komentar atas apa yang muncul dari benak kita bila menghadapi dan menjumpai suatu hal, karena Negara sendiri menjamin kebebasan setiap warga negaranya untuk menyampaikan pendapat. Namun terkadang kebanyakan dari masyarakat yang memiliki tingkat vocal yang tinggi, dalam arti lebih banyak yang menyampaikan aspirasi atau pendapat melalui suatu komentar-komentar baik secara lisan maupun tertulis, secara langsung ataupun melalui media social.



Lebih mengerucut lagi pada suatu hal yang masuk di dalam lingkungan atau situasi menghadapi atau mengikuti suatu event atau ajang lomba tertentu. Suatu event selalu memiliki aturan main tersendiri dalam menjalankan programnya, yang telah disusun dan ditentukan oleh panitia di jauh hari sebelum event itu dilaksanakan. Otomatis, para peserta harus mau tuduk kepada aturan, dan biasanya di awal sebelum event itu dilaksanakan, selalu ada form konfirmasi atas perseujuan mengikuti, patuh dan taat kepada peraturan.
Segala efek dari pada peraturan yang ada selalu menimbulkan dua kesan, positif dan negative. Efek yang dirasakan sendiri langsung bagi pihak yang terlibat sebagai peserta yang menikuti event tersebut. Selalu mengutamakan kenyamanan, dan terkadang bahkan kebanyakan aturan pada event tersebut lebih kasarnya dapat dikatakan menimbukan paksaan dan ketidaknyamanan. Itulah yang menjadi nilai persaingan antara para peserta, dan memaksa untuk memberlakukan hokum rimba, siapa yang kuat lah yang bertahan, namun harus disertai dengan jiwa sportif dan professional.
Dari peraturan yang dinilai memaksa dan menimbulkan rasa ketidaknyamanan, maka hal itulah yang menjadikan banyak bermunculan komentar-komentar negative dalam bentuk cibiran serta “gerutuan” dari para peserta yang mengikuti event tersebut. Muncul kritik dan saran atas peraturan yang ada dimana komentar tersebut pada intinya agar membuat para pesertanya nyaman dan menikmati event, namun banyak juga yang tidak terlalu memperhatikan kepentingan para penyelenggaranya.



Suatu kesalahan terjadi pada kasus ini, yang seharusnya taat dan menjalani segala aturannya apabila ingin mencapai tujuan akhir, bukan malah membuat peraturan sendiri di dalam event tersebut. Tidak salah pada sisi memberikan komentar berupa saran, namun tidak bersifat memaksa. Pada intinya, bila ingin mendapatkan hasil akhirnya, berusahalah sekuat tenaga namun tetap berada pada jalur aturan yang ada.
Ingat, suatu event pasti memiliki waktu pelaksanaan, daripada digunakan hanya untuk mengeluh dan memberikan banyak komentar serta penjabaran yang banyak, lebih baik digunakan untuk merusaha sekuat tenaga untuk mengikuti segala program yang ditentukan sesuai aturan yang ada. Seperti pada suatu pernyataan yang menyatakan bahwa, ikuti aturan, maka aturan yang akan menjaga mu.

Di sinilah tempat peran serta pepatah yang mengatakan bahwa, sedikit bicara banyak bekerja. Maksudnya, kurangi komentar, saran, dan penjabaran yang terlalu panjang sehingga menimbulkan kesan yang sia-sia, dan manfaatkan waktu yang ada untuk terus bekerja dan melaksanakan program pada event tersebut sekuat tenaga, dan tinggal menunggu hasil keputusan dari panitia penyelenggara.