Saya mengira bahwa angka 13 itu hanya sebatas
mitos dan diucapkan dengan kata-kata belaka, tidak diterapkan di kehidupan
sehari-hari. Ternyata perkiraan saya salah, angka 13 itu benar-benar dipercaya
sebagai angka pembawa sial dan tidak digunakan dalam penomeran apapun. Salah satunya pada penomeran rumah. Dan saya
baru menetahuinya melalui HERE Maps.
Pada event ke-dua dari #HEREhousehunter yang
diadakan oleh HERE Maps Indonesia sebagai lanjutan dari event pertama di bulan
November 2014 kemarin, saya baru memperhatikan bahwa angka 13 tidak digunakan di
beberapa penomeran rumah setelah mengumpulkan data nomer rumah pada perumahan-perumahan
di Pulau Jawa terutama di kota-kota besar dengan dasar Site Plan yang diperoleh
dari situr-situs perumahan di internet.
Dan yang menjadi pengalaman baru dari event
ini adalah misteri dari angka 4 (empat), justru angka ini yang saya rasa lebih
fenomenal dari pada angka 13. Mengapa ? ya, angka 4 ini sangat dihindari agar
tidak digunakan dalam penomeran rumah, dan benar-benar tidak digunakan sebagai
angka satuan, seperti pada angka 4, 14, 24, 34, 44, 54, dan seterusnya. Jadi,
pada urutan penomeran rumah, setelah pemberian nomer rumah ke 3, maka nomer
rumah langsung melompat ke angka 5, dan setelah penomeran ke 12, maka ada dua
angka yang dilompati, yaitu 13 dan 14, jadi penomeran rumah dari 12 langsung ke
15, atau ada juga yang mengganti nomer rumah 13 dan 14 menjadi 12a dan 12b.
Dari rasa penasaran mengapa kedua angka ini
dianggap sebagai angka sial, Saya mencari informasi mengenai kedua angka ini
melalui sumber yang paling familiar, yaitu mbah Google. Setelah membuka
beberapa situs yang mengulas tentang misteri kedua angka itu, saya lebih
tertarik dengan situs www.jurukunci.net/2012/03/misteri-dan-mitos-dibalik-angka-4-13.html?m=1. Hal yang paling saya anggap masuk akal yang dijadikan
dasar mengapa angka ini dianggap sial adalah Pemahaman yang dihasilkan oleh
Pythagoras seorang seniman dan filsuf Yunani pada abad VI SM melalui ilmu
numerology yang memiliki pandangan bahwa alam memiliki kaitan yang erat dengan
prinsip matematika, dengan mengkonversikan setiap unsur alam menjadi angka
sehingga usaha untuk memahami sifat alam semesta pun menjadi lebih mudah.
Angka 4 dijadikan angka sial dengan dasar
keyakinan dari orang China dan Jepang. Menurut tradisi tionghoa dan ramalan fengshui,
angka empat yang pengucapannya (se) juga mempunyai arti lain yaitu mati atau
sial. Sedangkan angka 13 menjadi angka yang dianggap sial berasal dari Kaum
Yahudi di Marseilles, Prancis Selatan. Kaum ini gemar mengutak-atik angka
(numerologi) sehingga disebut kaum Geometrian. Menurut kaum ini, angka 13
merupakan angka suci yang mempunyai daya magis dan religious.
Takhayul dan Mitos sebenarnya berasal dari
ajaran kuno yang bernama Kabbalah, yang merupakan sebuah ajaran mistis kuno,
dan Bangsa Yahudi sejak dahulu sudah memelihara ajaran Kabbalah secara ketat.
Sehingga kaum Maeseilles telah membukukan ajaran ini yang sebelumnya hanya
diturunkan secara lisan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman angka
4 dan 13 sebagai angka sial merupakan pemahaman yang dipercaya dan diyakini
oleh bangsa Yahudi. Masalah percaya atau tidaknya akan kesialan pada angka 4
dan 13 tergantung bagaimana pandangan masing-msing terhadap hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar