Minggu, 19 Januari 2014
Cinta Rasul melalui Maulid
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sangatlah meriah di berbagai daerah. Seluruh Masjid yang ada di lapisan masyarakat memeriahkan peringatan Maulid tersebut. Mengadakan pengajian-pengajian, ceramah dari para Ulama, dan mengadakan ritual makan-makan sebagai wujud rasa syukur atas perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dari sebagian masyarakat Muslim, ada yang merasakan hal luar biasa dalam perayaan Maulid, tapi tidak sedikit juga yang merasakan hal biasa-biasa saja.
Jujur, saya sendiri sebagai umat muslim pun pada awalnya hanya merasakan hal yang biasa-biasa saja pada perayaan Maulid, hanya sekedar tahu bahwa apa itu peringatan Maulid, bahkan tempat merasa senangnya itu bukan dari apa inti perayaannya, tapi senang ada acara makan-makannya.
Pengetahuan mengenai agama, saya sendiri pun masih tergolong pada ilmu dasar-dasarnya saja. Yang penting menjalankan 4 perintah Agama yang kalau tidak dilaksanakan akan mendapat dosa dan masuk neraka, yaitu sholat 5 waktu, membaca Al-Quran, Berpuasa Ramadhan, dan Zakat. Untuk hal yang lainnya hanya sekedar tahu dan bahkan ada yang masih belum saya ketahui.
Namun, pandangan dan pemahaman saya terhadap Maulid Nabi Muhammad SAW berubah semenjak saya kebetulan menjadi ajudan dari Bupati sekitar setahun yang lalu, di mana saat itu sedang menghadiri Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW ke beberapa daerah dan hampir 1 bulan lamanya full menghadiri undangan Maulid, yang 1 hari itu bisa menghadiri 5 undangan.
Menghadiri acara Peringatan Maulid tidaklah hanya sekedar mengikuti rangkaian kegiatan ya seperti pengajian, mendengar ceramah dari Ulama, membaca dan mendengarkan bacaan ayat Al-Quran, dan menikmati hidangan maulid saja lalu selesai, namun ambillah makna dari Perayaan Maulid tersebut, karena begitu dalamnya makna dari peringatan tersebut.
Setiap lokasi perayaan maulid, berbeda-beda yang saya peroleh mengenai hikmah maulid. Bukan karena tidak ada kesamaan, tapi keragaman pengetahuan yg saya dapatkan itu menjadi kekayaan akan pengetahuan terhadap Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sejak saat itu, saya benar-benar "CINTA" kepada Rasulullah SAW, menjadikannya sebagai idola dan bahkan ingin mengikuti sifat Beliau, sangat menghormati Beliau. Terbayang bagaimana kerasnya beliau dalam menjalankan hidup, tak seorang pun sanggup untuk menirunya. Bagaimana sabarnya beliau menghadapi cobaan yang begitu beratnya, bagaimana beliau taat beribadah, begitu besar rasa sayangnya kepada Umatnya, sampai-sampai Beliau menangis saat mengalami sakratul maut di ujung hidupny, bukan menangis karena merasakan kesakitan yang luar biasa, tetapi menangis karena memikirkan "apakah Umatku akan merasakan sakit yang luar biasa seperti ini bila sakratul maut? Apabila iya, kiranya biarlah aku yang menanggung rasa sakitnya".
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini saya pahami sebagai cara untuk mengingat, menghargai, menghormati segala bentuk perjuangan hidup Rasulullah SAW dalam menegakkan ajaran Agama Islam, dimana membutuhkan perjuangan yang berat sampai harus mempertaruhkan nyawa.
Jadikanlah Sifat dari Rasulullah sebagai teladan, pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia untuk mendapatkan kemenangan di kehidupan selanjutnya. Karena Beliau tidaklah hanya menolong umatnya dikala Beliau masih menginjakkan kaki di dunia, namun kelak di kehidupan selanjutnya, beliau akan memberikan pertolongan kepada umat yang benar-benar "CINTA" kepada Beliau dalam bentuk Syafa'atnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar